Jumat, 30 Desember 2016

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN ONLINE 
MENGGUNAKAN SENAYAN 


A. Pengertian 
perpustakaan online adalah perpustakaan khusus dengan koleksi terfokus benda digital yang dapat mencakup teks, materi visual, materi audio, materi video, disimpan sebagai media elektronik format (sebagai lawan mencetak , microform , atau media lainnya), bersama dengan sarana untuk mengorganisir, menyimpan, dan mengambil file dan media yang terkandung dalam koleksi perpustakaan. perpustakaan digital dapat bervariasi sangat dalam ukuran dan ruang lingkup, dan dapat dipertahankan oleh individu, organisasi, atau berafiliasi dengan mendirikan bangunan fisik perpustakaan atau lembaga, atau dengan institusi akademik. The konten digital dapat disimpan secara lokal, atau diakses dari jarak jauh melalui jaringan komputer. Perpustakaan elektronik adalah jenis pencarian informasi sistem.

B. Latar Belakang 
    Agar dapat mengerti isi dalam perpustakaan online ini 

C. maksud dan Tujuan
1. Mebuat Biliografi 
2. Memberikan Status Item (Sistem Koleksi )
3. Membuat Tipe Anggota
4. Membuat Aturan Peminjaman 
5. Membuat Kelompok dan Pengguna Aplikasi
6. Membuat Username Untuk Pemgguna Aplikasi
7. Pengelolaan Biliografi (Memasukkan Koleksi Buku)

D. Alat dan Bahan 
    - Laptop 
    - Server 
    - Internet

E. Waktu yang dibutuhkan 
     Lama waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan data untuk satu anggota sekitar  15 menit 

F. Langkah Kerja 
1. Mebuat Biliografi 
    Contoh : Ilmu Pengetahuan, Ilmu Social, Ilmu Tekhnologi  dll
     Masuk ke Master File --> Collection Type --> Add New Group
2. Memberikan Status Item (Sistem Koleksi )
    Masuk ke Master File --> Item Status --> Add Item Status 
   Harus diisi dengan inisial seperti contoh :
   R : Rusak
   SDP : Sedang Dipinjam
   TDP : Tidak Dapat Dipinjam

3. Membuat Tipe Anggota
    Membuat type anggota ini berfungsi sebagai aturan peminjaman setiap   anggota kelompok, Contohnya : Siswa, Guru, Karyawan. Setiap kelompok memiliki aturan yang berbeda.
    Masuk ke Membership --> Member Type --> Add New

 

reserve                         : untuk memesan koleksi yang sedang dipinjam orang lain
reserve limit                 : batas jumlah pemesanan
membership periode    : masa berlaku keanggotaan dalam hitungan hari
reborow limit               : kali perpanjangan
fine each day                : jumlah denda
overdue grace periode : toleransi keterlambatan

4. Membuat Aturan Peminjaman 
    Digunakan untuk memberikan aturan kepada setiap kelompok. Karena setiap kelompok memiliki aturan yang berbeda-beda begitu juga dendanya. 
    Masuk ke Circulation --> Loan Rules --> Add New 

   Jika berhasil maka akan muncul seperti dibawah ini

 5. Membuat Kelompok dan Pengguna Aplikasi
     Ini dapat membuat kelompok dan user bagi setiap anggotanya.
     Masuk ke menu System --> User Group -->Add New

    untuk kelompok pengolah koleksi / katalogisasi  contreng read write pada bibliografi, master file, stake take, reporting, serial control dan read pada circulation, membership. Sedangkan untuk sirkulasi / inventarisasi contreng read write pada circulation, membership, reporting, stoke take dan read pada bibliografi, master file, serial control.

   Jika sudah,Kemudian save maka akan muncul seperti ini

6. Membuat Username Untuk Pemgguna Aplikasi
    Memberikan username bagi yang menggunakan aplikasi ini.
    Masuk ke menu system --> system User --> Add New

   Kemudian save

7. Pengelolaan Biliografi (Memasukkan Koleksi Buku)
    Masuk ke Menu Biliography --> Add New Biliography
  • Title (judul buku)
  • Edition (jika terdapat informasi edisi maka kita isikan edisinya)
  • Author (nama pengarang)
  • GMD (jenis dokumen)
  • Frekuency (terbit berkala/tidak)
  • ISBN (nomor ISBN)
  • Publisher (penerbit)
  • Publisher year (tahun terbit)
  • Publisher place (kota terbit)
  • Collation (deskripsi jumlah halaman, tinggi buku)
  • Series title (judul seri seperti Pengetahuan Alam, Anak Sholeh)
  • Call Number (nomor klasifikasi)
  • Language (bahasa dokumen)
  • Abstrak / notes (catatan informasi / gambaran umum koleksi buku)
  • Image (cover)
  • File attachment (semisal ada file mp3,mp4)
  • Promote (akan ditampilkan pada OPAC atau tidak)  
G. Kesimpulan
     Pada saat memaasukkan data harus benar tidak boleh ada yang salah karena salah satu data ersebut salah maka nanti akan menjadi valid

H. Referensi
     - http://ratihfadhilah.blogspot.co.id/2016/10/pengelolaan-perpustakaan-online-dengan.html
     -  https://translate.google.com/translate?sl=en&tl=id&js=y&prev=_t&hl=id&ie=UTF-8&u=https%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2Fwiki%2FDigital_library&edit-text=&act=url

Kamis, 29 Desember 2016

Konfigurasi Slim 8 Akasia di Debian Jessie 8.6

Konfigurasi Slim 8 Akasia di Debian Jessie 8.6


A. Pengertian 
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source
B. Sejarah

Sejarah Pengembangan

Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono , dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko , Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta).
Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com).
Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, anggota tim pengembang Senayan, program manajemen perpustakaan ini pertama kali dikembangkan pada November 2006. Waktu itu, para pengelola Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah kebingungan karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice adalah perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British Council.
Departemen tak memiliki anggaran untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain itu, Alice adalah produk tidak bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit mempelajari program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain, sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen tersebut.
Hendro lantas mengusulkan ke Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang memayungi perpustakaan di departemen itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti Alice. ”Karena awalnya dikembangkan dengan uang negara, harus bisa diperoleh secara bebas oleh masyarakat,” katanya.
Software baru itu kemudian dikembangkan dengan General Public License, sistem perizinan yang lazim digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan ini mensyaratkan agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan didistribusikan ke pihak lain secara bebas.
Pada awalnya Hendro dan Arie Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat lunak yang sudah jadi, tapi terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP MyLibrary dan OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan aplikasi dan basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku harus terpisah. ”Nah, software yang ada waktu itu menggabungkan keduanya, sehingga tabel itu jadi lebih rumit karena memuat data pengarang 1, pengarang 2, dan seterusnya,” kata Hendro.
Teknologi yang digunakan dalam software itu pun umumnya memakai bahasa pemrograman Perl dan C++ yang relatif lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan departemen yang tak punya latar belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa perangkat lunak tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.
Dengan berbagai pertimbangan itu, mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru sama sekali dengan memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang mereka pelajari secara otodidak. ”Kami semua berlatar belakang pustakawan. Kebetulan kami suka pada teknologi informasi dan sama-sama mempelajarinya,” kata Arie.
Karena awalnya dikembangkan di perpustakaan yang berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan punya nilai pasar yang bagus, aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai seperti tempat kelahirannya.
Senayan berukuran kecil dan sangat mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux maupun Windows. ”Besar seluruh file program, termasuk program Linux, kurang dari 1 gigabita,” kata Arie saat menjaga gerai Senayan di pameran Global Conference on Open Source di Hotel Shangri-La Jakarta, 27 Oktober lalu.
Meski dibangun di atas platform GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua sistem operasi komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan barcode, PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks berbasis web.
Yang terpenting, Senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia. ”Karena yang mengembangkan adalah para pustakawan, kami berani menjamin bahwa aplikasi ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,” kata Hendro.
Untuk mengembangkan Senayan, Hendro dan Arie mengajak anggota di mailing list ISIS (ics-isis@yahoogroups.com)—kelompok diskusi para pustakawan pengguna perangkat lunak manajemen perpustakaan milik UNESCO—bergabung. Beberapa pustakawan lain menanggapi rencana mereka, bahkan turut membantu mengembangkan peranti lunak itu.
Jadilah Senayan versi beta yang hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi itu. Merekalah yang menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut. Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional yang ketiga.
Sebenarnya Senayan belum sempurna saat itu, tapi Hendro merasa bahwa program ini harus segera digunakan, terutama agar pustakawan di kantornya terbiasa dengan program baru ini dan mempercepat migrasi dari Alice. ”Semula kami pakai program Senayan dan Alice secara bersamaan, tapi ketika pengunjung sedang ramai, para pustakawan cenderung memakai Alice. Akhirnya kami matikan Alice sama sekali, dan mereka terpaksa hanya memakai Senayan,” kata Hendro.
Seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie, yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.
Tiga bulan berikutnya, Hendro mengundang beberapa pustakawan yang aktif di mailing list ISIS untuk menghadiri Senayan Developer’s Day—acara perekrutan tenaga pengembang program itu. Dari acara tersebut, terpilihlah empat nama: Purwoko, pustakawan Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wardiyono, programer sebuah organisasi lingkungan; Sulfan Zayd, pustakawan di Sekolah Mentari; dan Arif Syamsudin, pustakawan di Sekolah Internasional Stella Maris.
Selama tiga hari para pustakawan terpilih itu berkumpul dan berkonsentrasi dalam penambahan fitur, perbaikan, dan pembaruan dokumen Senayan. Hasilnya, mereka meluncurkan Senayan versi yang lebih stabil dan dokumen program. Maret tahun berikutnya mereka berkumpul kembali dengan kegiatan yang sama.
Belakangan, mereka mendapat bantuan dari Tobias Zeumer, programer di Jerman. Zeumer mengganti program multibahasa Senayan dengan PHP Gettext, standar program multibahasa di lingkungan peranti lunak sistem terbuka. ”Dia peduli pada pengembangan Senayan dan salah satunya adalah menambahkan fitur bahasa Jerman pada Senayan,” kata Hendro.
Selain terus memperkaya Senayan, tim pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.
Ketika dirilis pertama kali, Senayan baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh.
Karena dapat diunduh secara bebas, Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini. Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan.
Senayan kini sudah berkembang jauh. Ia tak hanya menampilkan data buku, tapi juga dapat menampilkan gambar, suara, buku elektronik, dan bahkan video. Hendro dan timnya juga sedang mengembangkan agar setiap server pengguna Senayan dapat saling ”bicara”, sehingga nanti dapat dibangun sebuah gerbang pencarian data buku dalam jaringan yang dapat menelusuri semua katalog. ”Nanti akan ada sebuah gerbang agar pencarian buku cukup melalui satu situs saja,” kata Arie.
C. Latar Belakang 
     Latar belakang saya mengkonfigurasi slim 8 senayan untuk membuat e-learning atau perpustakaan online
D. Maksud dan Tujuan 
    -  Memajukan minat siswa untuk membaca 
    - Membangun perpustakaan tanpa harus kemana-mana
E. Alat dan Bahan 
    - laptop
   - Server 
   - Internet
F. Waktu yang dibutuhkan 
    Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonfigurasi slim 8 akasia ini sekitar  1 jam 
G. Langkah Kerja
 1. Masuk ke super user
#su

2. Masuk ke directory Downloads
#cd /home/dwi/Downloads/

3. Lihat apakah file tersebut ada apa tidak
#ls

4. Pindah file tersebut ke server
#scp slim8.3-akasia.zip root@192.168.36.5:/var/www/html
5. Remote laptop anda ke server
#ssh root@192.168.36.5

6. Masuk ke super uesr
#su

7. Masuk ke directory html
#cd /var/www/html/

8. Lihat file tersebut sudah tercopy apa belum
#ls

9. Ekstrak file tersebut denga perintah unzip
#unzip slim8.3-akasia.zip

10. Beri hak akses dan hak milik
#chown -R www-data:www-data slim
#chmod 755 slim




H. Kesimpulan 
I. Referensi 
    https://id.wikipedia.org/wiki/Senayan_(perangkat_lunak)